BEBERAPA PROSEDUR TITRASI ASAM BASA
a. STANDARDISASI LARUTAN HCl DENGAN LARUTAN STANDAR Natrium
tetraborat atau Boraks (Na2B4O7.10H2O) 0,1000 N.
Tujuan :
Menstandarisasi larutan HCl (yang sudah disiapkan) dengan larutan standar
Natrium tetraborat atau Boraks 0,1000 N.
Prinsip :
Larutan HCl sebagai larutan asam dapat distandarisasi dengan larutan
Boraks yang merupakan garam berbasa dua (BE = ½ BM).
Cara Kerja :
- Siapkan larutan standar Boraks 0,1000 N dengan cara melarutkan 10,645
gram Boraks dengan aquades di dalam labu ukur 1000 ml.
- Siapkan larutan HCl 0,1N dengan cara melarutkan 8-9 ml HCl pekat dengan
aquades di dalam labu ukur 1000 ml.
- Dipipet 25,00 ml larutan Boraks dengan pipet volume, tuangkan ke dalam
erlenmeyer 250 ml, tambahkan 2-3 tetes indikator metil merah.
- Titrasi dengan larutan HCl tersebut (yang sudah diisikan ke dalam buret)
sampai titik akhir (terjadi perubahan warna).
- Percobaan diulang 3 kali
- Hitung normalitas larutan HCl dengan persamaan :
V Boraks x N Boraks
N HCl = __________________
V HCl
b. STANDARDISASI LARUTAN NaOH DENGAN LARUTAN HCl.
Tujuan :
Menstandarisasi larutan NaOH dengan larutan HCl yang telah distandarisasi.
Prinsip :
Larutan HCl yang telah distandardisasi misalnya dengan Boraks dapat
digunakan untuk menstandardisasi larutan NaOH.
HCl + NaOH NaCl + H2O
Cara Kerja :
- Siapkan larutan NaOH 0,1 N dengan cara 50 gram NaOH ditambah aquades
50 ml didalam beaker glass, biarkan beberapa lama sampai jernih. Setelah
jernih ambil 6,5 ml dan encerkan dengan aquades sampai 1000 ml dalam labu
ukur.
- Ambil 25,00 ml larutan NaOH diatas dengan pipet volume, tuangkan ke dalam
erlenmeyer 250 ml, tambahkan 2-3 tetes indikator metil orange.
- Titrasi dengan larutan HCl yang telah distandarisasi dengan larutan Boraks,
sampai titik akhir titrasi (terjadi perubahan warna).
- Percobaan diulang 3 kali
- Hitung normalitas NaOH dengan persamaan :
V HCl x N HCl
N NaOH = _____________
V NaOH
c. STANDARDISASI LARUTAN NaOH DENGAN LARUTAN ASAM OKSALAT
Tujuan :
Menstandarisasi larutan NaOH dengan larutan standar asam oksalat.
Prinsip :
Larutan NaOH dapat distandarisasi dengan larutan standar asam oksalat
dengan BE = ½ BM.
NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2 H2O
Cara kerja :
- Siapkan larutan NaOH 0,1N dengan cara seperti pada standarisasi NaOH
dengan HCl.
- Siapkan larutan standar asam oksalat 0,1000 N dengan cara melarutkan
sekitar 12-13 gram asam oksalat (H2C2O4.2H2O) dengan aquades sampai
1000 ml dalam labu ukur.
- Diambil 25,00 ml larutan asam oksalat 0,1000 N dengan pipet volume,
tuangkan kedalam erlenmeyer 250 ml, tambahkan 2-3 tetes indikator
fenolftalin (pp).
- Titrasi dengan larutan NaOH yang sudah disiapkan sampai titik akhir titrasi
(terjadi perubahan warna).
- Percobaan dilakukan 3 kali
- Hitung normalitas NaOH dengan persamaan :
N As.oksalat x N As.oksalat
N NaOH = ______________________
V NaOH
d. PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM CUKA MAKAN
Tujuan :
Menentukan kadar asam asetat dalam cuka makan dengan cara
menstandardisasi larutan cuka dengan larutan standar NaOH.
Prinsip :
Asam asetat sebagai larutan berasam satu dapat distandardisasi dengan
larutan NaOH (BE asam asetat = BM asam asetat)
NaOH + HOAc → NaOAc + H2O
Cara Kerja :
- Ambil 10,00 ml cuka makan dengan pipet volume, tuangkan ke dalam labu
ukur 250 ml dan encerkan dengan aquades sampai tanda batas.
- Ambil 25,00 ml dengan pipet volume, tuangkan ke dalam erlenmeyer 250 ml,
tambahkan 2-3 tetes indikator fenolftalin (pp).
- Titrasi dengan larutan NaOH yang telah distandardisasi dengan HCl atau
asam oksalat sampai titik akhir titrasi (terjadi perubahan warna).
- Percobaan diulang 3 kali
- Hitung kadar (%) asam asetat dalam cuka makan dengan persamaan :
VNaOH x NNaOH x BE As.asetat x 100%
Kadar asam asetat (%) = ____________________________________
10,00 / 250,00 x 25,00 x BJ cuka x 1000
Catatan :
BJ cuka = berat / volume
e. PENENTUAN KADAR Na2CO3 DALAM SODA
Tujuan :
Menetukan kadar Na2CO3 dalam soda dengan cara menstandardisasi larutan
soda dengan larutan standar HCl.
Prinsip :
Na2CO3 sebagai garam yang berbasa dua (dimana BE = ½ BM) dapat
distandarisasi dengan larutan standar HCl.
Karena pada titrasi ini terdapat dua titik ekivalen (TE) maka untuk TE I
digunakan indikator fenolftalin (pp), sedangkan untuk TE II digunakan indikator
methyl orange (MO).
Reaksinya :
I. CO32- + H+ HCO3-
(Na2CO3) (HCl) TE I
II. HCO3- + H+ H2CO3 pH
(HCl)
TE II
Volume penitrasi (HCl)
Gambar 4.2. Kurva titrasi Na2CO3 dengan HCl
Cara Kerja :
- Larutkan 10,00 gram sampel soda dengan akuades di dalam labu ukur 250
ml.
- Diambil 25,00 ml larutan sampel tersebut dengan pipet volume, tuangkan ke
dalam erlenmeyer 250 ml, tambahkan 2-3 tetes indikator pp untuk TE I.
- Titrasi dengan larutan standar HCl sampai terjadi perubahan warna.
- Setelah terjadi perubahan warna tambahkan 2-3 tetes indikator MO sampai
terjadi perubahan warna (untuk memperjelas TE II larutan didihkan pada saat
mendekati atau sebelum TE II dicapai, dan setelah dididihkan, larutan
didinginkan kembali kemudian titrasi dilanjutkan sampai terjadi perubahan
warna).
- Percobaan diulang 3 kali
- Hitung kadar Na2CO3 (%) dalam soda dengan persamaan berikut :
VHCl x NHCl x BE Na2CO3 x 100%
Kadar Na2CO3 (%) = _______________________________
25,00 / 250,00 x 10 x 1000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar