- 1. BAB I PENDAHULUAN
- Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang pentingperananya dalam makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secaragaris besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagaibahan struktural dan sebagai mesin yang bekerja pada tingkatmolekular. Apabila tulang dan kitin adalah beton, maka proteinstruktural adalah dinding batu-batanya. Beberapa protein struktural,fibrous protein, berfungsi sebagai pelindung, sebagai contoh dan -keratin yang terdapat pada kulit, rambut, dan kuku. Sedangkan proteinstruktural lain ada juga yang berfungsi sebagai perekat, sepertikolagen. Protein dapat memerankan fungsi sebagai bahan strukturalkarena seperti halnya polimer lain, protein memiliki rantai yang panjangdan juga dapat mengalami cross-linking dan lain-lain. Selain itu proteinjuga dapat berperan sebagai biokatalis untuk reaksi-reaksi kimia dalamsistem makhluk hidup. Makromolekul ini mengendalikan jalur dan waktumetabolisme yang kompleks untuk menjaga kelangsungan hidup suatuorganisma. Suatu sistem metabolisme akan terganggu apabilabiokatalis yang berperan di dalamnya mengalami kerusakan (Hertadi,2008. rhertadi@biotitech.ac.jp)
- 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Protein 1.1. Definisi dan Ciri-ciri Istilah protein diperkenalkan pada tahun 1830-an oleh pakar kimia Belanda bernama Mulder, yang merupakan salah satu dari orang-orang pertama yang mempelajari kimia dalam protein secara sistematik. Ia secara tepat menyimpulkan peranan inti dari protein dalam sistem hidup dengan menurunkan nama dari bahasa Yunani proteios, yang berarti “bertingkat pertama”. Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh bagian dari sel. Protein menentukan ukuran dan struktur sel, komponen utama dari sistem komunikasi antar sel serta sebagai katalis berbagai reaksi biokimia di dalam sel. Karena itulah sebagian besar aktivitas penelitian biokimia tertuju pada protein khususnya hormon, antibodi dan enzim. Semua jenis protein terdiri dari rangkaian dan kombinasi dari 20 asam amino. Setiap jenis protein mempunyai jumlah dan urutan asam amino yang khas. Di dalam sel, protein terdapat baik pada membran plasma maupun membran internal yang menyusun organel sel seperti mitokondria, retikulum endoplasma, nukleus dan badan golgi dengan fungsi yang berbeda-beda tergantung pada tempatnya. Protein-protein yang terlibat dalam reaksi biokimia sebagian besar berupa enzim
- 3. banyak terdapat di dalam sitoplasma dan sebagian terdapat padakompartemen dari organel sel. Protein merupakan kelompokbiomakromolekul yang sangat heterogen. Ketika berada di luarmakhluk hidup atau sel, protein sangat tidak stabil. Protein merupakan komponen utama bagi semua benda hiduptermasuk mikroorganisme, hewan dan tumbuhan. Protein merupakanrantaian gabungan 22 jenis asam amino. Protein ini memainkanberbagai peranan dalam benda hidup dan bertanggungjawab untukfungsi dan ciri-ciri benda hidup (Anonim. 2008. Protein.(http://www.wikipedia.com) diakses tanggal 12 Oktober 2008). Keistimewaan lain dari protein ini adalah strukturnya yangmengandung N (15,30-18%), C (52,40%), H (6,90-7,30%), O (21-23,50%), S (0,8-2%), disamping C, H, O (seperti juga karbohidrat danlemak), dan S kadang-kadang P, Fe dan Cu (sebagai senyawakompleks dengan protein). Dengan demikian maka salah satu caraterpenting yang cukup spesifik untuk menentukan jumlah proteinsecara kuantitatif adalah dengan penentuan kandungan N yang adadalam bahan makanan atau bahan lain (Sudarmaji, S, dkk. 1989.Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty: Yogyakarta). Ciri-ciri Protein Protein diperkenalkan sebagai molekul makro pemberiketerangan, karena urutan asam amino dari protein tertentumencerminkan keterangan genetik yang terkandung dalam urutan
- 4. basa dari bagian yang bersangkutan dalam DNA yang mengarahkanbiosintesis protein. Tiap jenis protein ditandai ciri-cirinya oleh:1. Susunan kimia yang khas Setiap protein individual merupakan senyawa murni2. Bobot molekular yang khas Semua molekul dalam suatu contoh tertentu dari protein murni mempunyai bobot molekular yang sama. Karena molekulnya yang besar maka protein mudah sekali mengalami perubahan fisik ataupun aktivitas biologisnya.3. Urutan asam amino yang khas Urutan asam amino dari protein tertentu adalah terinci secara genetik. Akan tetapi, perubahan-perubahan kecil dalam urutan asam amino dari protein tertentu (Page, D.S. 1997)1.2. Fungsi dan Peranan Protein Protein memegang peranan penting dalam berbagai prosesbiologi. Peran-peran tersebut antara lain:1. Katalisis enzimatik Hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalisis oleh enzim dan hampir semua enzim adalah protein.
- 5. 2. Transportasi dan penyimpanan Berbagai molekul kecil dan ion-ion ditansport oleh protein spesifik. Misalnya transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh hemoglobin dan transportasi oksigen di dalam otot oleh mioglobin.3. Koordinasi gerak Kontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein. Contoh lainnya adalah pergerakan kromosom saat proses mitosis dan pergerakan sperma oleh flagela.4. Penunjang mekanis Ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang merupakan protein fibrosa.5. Proteksi imun Antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat mengenal serta berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel dari organisma lain.6. Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf Respon sel saraf terhadap rangsang spesifik diperantarai oleh oleh protein reseptor. Misalnya rodopsin adalah protein yang sensitif terhadap cahaya ditemukan pada sel batang retina. Contoh lainnya adalah protein reseptor pada sinapsis.7. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi Pada organisme tingkat tinggi, pertumbuhan dan diferensiasi diatur oleh protein faktor pertumbuhan. Misalnya faktor pertumbuhan
- 6. saraf mengendalikan pertumbuhan jaringan saraf. Selain itu, banyak hormon merupakan protein (Santoso, H. 2008)1.3. Jenis-jenis Protein a. Kolagen, protein struktur yang diperlukan untuk membentuk kulit, tulang dan ikatan tisu. b Antibodi, protein sistem pertahanan yang melindungi badan daripada serangan penyakit. c Dismutase superoxide, protein yang membersihkan darah kita. d Ovulbumin, protein simpanan yang memelihara badan. e Hemoglobin, protein yang berfungsi sebagai pembawa oksigen f Toksin, protein racun yang digunakan untuk membunuh kuman. g Insulin, protein hormon yang mengawal aras glukosa dalam darah. h Tripsin, protein yang mencernakan makanan protein.1.4. Sumber Protein Protein lengkap yang mengandung semua jenis asam aminoesensial, ditemukan dalam daging, ikan, unggas, keju, telur, susu,
- 7. produk sejenis Quark, tumbuhan berbiji, suku polong-polongan, dankentang. Protein tidak lengkap ditemukan dalam sayuran, padi-padian,dan polong-polongan. Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. PenerbitBuku Kedokteran EGC: Jakarta. Studi dari Biokimiawan USA Thomas Osborne Lafayete Mendel,Profesor untuk biokimia di Yale, 1914, mengujicobakan proteinkonsumsi dari daging dan tumbuhan kepada kelinci. Satu grup kelinci-kelinci tersebut diberikan makanan protein hewani, sedangkan grupyang lain diberikan protein nabati. Dari eksperimennya didapati bahwakelinci yang memperoleh protein hewani lebih cepat bertambahberatnya dari kelinci yang memperoleh protein nabati. Kemudian studiselanjutnya, oleh McCay dari Universitas Berkeley menunjukkanbahwa kelinci yang memperoleh protein nabati, lebih sehat dan hidupdua kali lebih lama (Anonim. 2008. Protein. (http://www.wikipedia.com)diakses tanggal 12 Oktober 2008). Kualitas protein didasarkan pada kemampuannya untukmenyediakan nitrogen dan asam amino bagi pertumbuhan, pertahanandan memperbaiki jaringan tubuh. Secara umum kualitas proteintergantung pada dua karakteristik berikut:1. Digestibilitas protein (untuk dapat digunakan oleh tubuh, asam amino harus dilepaskan dari komponen lain makanan dan dibuat
- 8. agar dapat diabsorpsi. Jika komponen yang tidak dapat dicerna mencegah proses ini asam amino yang penting hilang bersama feses).2. Komposisi asam amino seluruh asam amino yang digunakan dalam sintesis protein tubuh harus tersedia pada saat yang sama agar jaringan yang baru dapat terbentuk.dengan demikian makanan harus menyediakan setiap asam amino dalam jumlah yang mencukupi untuk membentuk as.amino lain yang dibutuhkan. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein:a. Perkembang jaringan Periode dimana perkembangn terjadi dengan cepat seperti pada masa janin dan kehamilan membutuhkan lebih banyak protein.b. Kualitas protein Kebutuhan protein dipengaruhi oleh kualitas protein makanan pola as.aminonya. Tidak ada rekomendasi khusus untuk orang-orang yang mengonsumsi protein hewani bersama protein nabati. Bagi mereka yang tidak mengonsumsi protein hewani dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi pangan nabatinya untuk kebutuhan asam amino.c. Digestibilitas protein Ketersediaan as.amino dipengaruhi oleh persiapan makanan. Panas menyebabkan ikatan kimia antara gula dan as.amino yang membentuk ikatan yang tidak dapat dicerna. Digestibitas dan
- 9. absorpsi dipengaruhi oleh jarak antara waktu makan, dengan interval yang lebih panjang akan menurunkan persaingan dari enzim yang tersedia dan tempat absorpsi. d. Kandungan energi dari makanan Jumlah yang mencukupi dari karbohidrat harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan energi sehingga protein dapat digunakan hanya untuk pembagunan jaringn. Karbohidrat juga mendukung sintesis protein dengan merangsang pelepasan insulin. e. Status kesehatan Dapat meningkatkan kebutuhan energi karena meningkatnya katabolisme. Setelah trauma atau operasi asam amino dibutuhkan untuk pembentukan jaringan, penyembuhan luka dan produksi faktor imunitas untuk melawan infeksi (Anonim. 2007).B. Penggolongan Protein Protein adalah molekul yang sangat vital untuk organisme danterdapat di semua sel. Protein merupakan polimer yang disusun oleh 20macam asam amino standar. Rantai asam amino dihubungkan denganikatan kovalen yang spesifik. Struktur & fungsi ditentukan oleh kombinasi,jumlah dan urutan asam amino sedangkan sifat fisik dan kimiawidipengaruhi oleh asam amino penyusunnya. Penggolongan protein dibedakan menjadi beberapa macam, antaralain:
- 10. 1. Berdasarkan struktur molekulnya Struktur protein terdiri dari empat macam : 1. Struktur primer (struktur utama) Struktur ini terdiri dari asam-asam amino yang dihubungkan satu sama lain secara kovalen melalui ikatan peptida. 2. Struktur sekunder Protein sudah mengalami interaksi intermolekul, melalui rantai samping asam amino. Ikatan yang membentuk struktur ini, didominasi oleh ikatan hidrogen antar rantai samping yang membentuk pola tertentu bergantung pada orientasi ikatan hidrogennya. Ada dua jenis struktur sekunder, yaitu: -heliks dan -sheet.
- 11. 3. Struktur Tersier Terbentuk karena adanya pelipatan membentuk struktur yangkompleks. Pelipatan distabilkan oleh ikatan hidrogen, ikatan disulfida,interaksi ionik, ikatan hidrofobik, ikatan hidrofilik.4. Struktur Kuartener Terbentuk dari beberapa bentuk tersier, dengan kata lain multi subunit. Interaksi intermolekul antar sub unit protein ini membentukstruktur keempat/kuartener
- 12. 2. Berdasarkan Bentuk dan Sifat Fisik 1. Protein globular Terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain (berlipat rapat) membentuk bulat padat. Misalnya enzim, albumin, globulin, protamin. Protein ini larut dalam air, asam, basa, dan etanol. 2. Protein serabut (fibrous protein) Terdiri dari peptida berantai panjang dan berupa serat-serat yang tersusun memanjang, dan memberikan peran struktural atau pelindung. Misalnya fibroin pada sutera dan keratin pada rambut dan bulu domba. Protein ini tidak larut dalam air, asam, basa, maupun etanol.3. Berdasarkan Fungsi Biologi Pembagian protein didasarkan pada fungsinya di dalam tubuh, antara lain: 1. Enzim (ribonukease, tripsin) 2. Protein transport (hemoglobin, mioglobin, serum, albumin) 3. Protein nutrien dan penyimpan (gliadin/gandum, ovalbumin/telur, kasein/susu, feritin/jaringan hewan) 4. Protein kontraktil (aktin dan tubulin) 5. Protein Struktural (kolagen, keratin, fibrion) 6. Protein Pertahanan (antibodi, fibrinogen dan trombin, bisa ular) 7. Protein Pengatur (hormon insulin dan hormon paratiroid)
- 13. 4. Berdasarkan Daya Larutnya 1. Albumin Larut air, mengendap dengan garam konsentrasi tinggi. Misalnya albumin telur dan albumin serum 2. Globulin Glutelin Tidak larut dalam larutan netral, larut asam dan basa encer. Glutenin (gandum), orizenin (padi). 3. Gliadin (prolamin) Larut etanol 70-80%, tidak larut air dan etanol 100%. Gliadin/gandum, zein/jagung 4. Histon Bersifat basa, cenderung berikatan dengan asam nukleat di dalam sel. Globin bereaksi dengan heme (senyawa asam menjadi hemoglobin). Tidak larut air, garam encer dan pekat (jenuh 30- 50%). Misalnya globulin serum dan globulin telur. 5. Protamin Larut dalam air dan bersifat basa, dapat berikatan dengan asam nukleat menjadi nukleoprotamin (sperma ikan). Contohnya salmin5. Protein Majemuk Adalah protein yang mengandung senyawa bukan hanya protein 1. Fosfoprotein Protein yang mengandung fosfor, misalnya kasein pada susu, vitelin pada kuning telur
- 14. 2. Kromoprotein Protein berpigmen, misalnya asam askorbat oksidase mengandung Cu3. Fosfoprotein Protein yang mengandung fosfor, misalnya kasein pada susu, vitelin pada kuning telur4. Kromoprotein Protein berpigmen, misalnya asam askorbat oksidase mengandung Cu5. Protein Koenzim Misalnya NAD+, FMN, FAD dan NADP+6. Protein Koenzim Misalnya NAD+, FMN, FAD dan NADP+7. Lipoprotein Mengandung asam lemak, lesitin8. Metaloprotein Mengandung unsur-unsur anorganik (Fe, Co, Mn, Zn, Cu, Mg dsb)9. Glikoprotein Gugus prostetik karbohidrat, misalnya musin (pada air liur), oskomukoid (pada tulang)10. Nukleoprotein Protein dan asam nukleat berhubungan (berikatan valensi sekunder) misalnya pada jasad renik
- 15. C. Analisa Protein Analisis protein dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu ; Secara kualitatif terdiri atas ; reaksi Xantoprotein, reaksi Hopkins-Cole,reaksi Millon, reaksi Nitroprusida, dan reaksi Sakaguchi. Secara kuantitatif terdiri dari ; metode Kjeldahl, metode titrasi formol,metode Lowry, metode spektrofotometri visible (Biuret), dan metodespektrofotometri UV. Analisa Kualitatif1. Reaksi Xantoprotein Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan.2. Reaksi Hopkins-Cole Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut.
- 16. 3. Reaksi Millon Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna.4. Reaksi Natriumnitroprusida Natriumnitroprusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah dengan protein yang mempunyai gugus –SH bebas. Jadi protein yang mengandung sistein dapat memberikan hasil positif.5. Reaksi Sakaguchi Pereaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi ini memberikan hasil positif apabila ada gugus guanidin. Jadi arginin atau protein yang mengandung arginin dapat menghasilkan warna merah.6. Metode Biuret Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawa- senyawa yang mengandung gugus amida asam yang berada bersama gugus amida yang lain. Uji ini memberikan reaksi positif yaitu ditandai dengan timbulnya warna merah violet atau biru violet.
- 17. Analisa Kuantitatif Analisis protein dapat digolongkan menjadi dua metode, yaitu: Metodekonvensional, yaitu metode Kjeldahl (terdiri dari destruksi, destilasi, titrasi),titrasi formol. Digunakan untuk protein tidak terlarut. Metode modern, yaitu metode Lowry, metode spektrofotometri visible,metode spektrofotometri UV. Digunakan untuk protein terlarut.1. Metode Kjeldahl Metode ini merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam amino, protein, dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan alkali dengan kuat, amonia yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi. Penetapan Kadar Prosedur : a. Timbang 1 g bahan yang telah dihaluskan, masukkan dalam labu Kjeldahl (kalau kandungan protein tinggi, misal kedelai gunakan bahan kurang dari 1 g). b. Kemudian ditambahkan 7,5 g kalium sulfat dan 0,35 g raksa (II) oksida dan 15 ml asam sulfat pekat. c. Panaskan semua bahan dalam labu Kjeldahl dalam lemari asam sampai berhenti berasap dan teruskan pemanasan sampai
- 18. mendidih dan cairan sudah menjadi jernih. Tambahkan pemanasan kurang lebih 30 menit, matikan pemanasan dan biarkan sampai dingin.d. Selanjutnya tambahkan 100 ml aquadest dalam labu Kjeldahl yang didinginkan dalam air es dan beberapa lempeng Zn, tambahkan 15 ml larutan kalium sulfat 4% (dalam air) dan akhirnya tambahkan perlahan-lahan larutan natrium hidroksida 50% sebanyak 50 ml yang telah didinginkan dalam lemari es.e. Pasanglah labu Kjeldahl dengan segera pada alat destilasi. Panaskan labu Kjeldahl perlahan-lahan sampai dua lapis cairan tercampur, kemudian panaskan dengan cepat sampai mendidih.f. Destilasi ditampung dalam Erlenmeyer yang telah diisi dengan larutan baku asam klorida 0,1N sebanyak 50 ml dan indikator merah metil 0,1% b/v (dalam etanol 95%) sebanyak 5 tetes, ujung pipa kaca destilator dipastikan masuk ke dalam larutan asam klorida 0,1N.g. Proses destilasi selesai jika destilat yang ditampung lebih kurang 75 ml. Sisa larutan asam klorida 0,1N yang tidak bereaksi dengan destilat dititrasi dengan larutan baku natrium hidroksida 0,1N. Titik akhir titrasi tercapai jika terjadi perubahan warna larutan dari merah menjadi kuning. Lakukan titrasi blanko.Kadar ProteinKadar protein dihitung dengan persamaan berikut :
- 19. Kadar = V NaOH blanko – V NaOH sampel x N NaOH x 14,008 x 100% x Fk berat sampel (mg) Keterangan : Fk : faktor koreksi Fk N : 162. Metode Titrasi Formol Larutan protein dinetralkan dengan basa (NaOH) lalu ditambahkan formalin akan membentuk dimethilol. Dengan terbentuknya dimethilol ini berarti gugus aminonya sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam dengan basa NaOH sehingga akhir titrasi dapat
- 20. diakhiri dengan tepat. Indikator yang digunakan adalah p.p., akhir titrasi bila tepat terjadi perubahan warna menjadi merah muda yang tidak hilang dalam 30 detik.3. Metode Lowry Prosedur : Pembuatan reagen Lowry A : Merupakan larutan asam fosfotungstat-asam fosfomolibdat dengan perbandingan (1 : 1) Pembuatan reagen Lowry B : Campurkan 2% natrium karbonat dalam 100 ml natrium hidroksida 0,1N. Tambahkan ke dalam larutan tersebut 1 ml tembaga (II) sulfat 1% dan 1 ml kalium natrium tartrat 2%. Penetapan Kadar a. Pembuatan kurva baku Siapkan larutan bovin serum albumin dengan konsentrasi 300 µg/ml (Li). Buat seri konsentrasi dalam tabung reaksi, misal dengan komposisi berikut :
- 21. Tambahkan ke dalam masing-masing tabung 8 ml reagen Lowry Bdan biarkan selama 10 menit, kemudian tambahkan 1 ml reagen LowryA. Kocok dan biarkan selama 20 menit. Baca absorbansinya padapanjang gelombang 600 nm tehadap blanko. (Sebagai blanko adalahtabung reaksi no.1 pada tabel di atas)b. Penyiapan Sampel Ambil sejumlah tertentu sampel protein yang terlarut misal albumin,endapkan dahulu dengan penambahan amonium sulfat kristal(jumlahnya tergantung dari jenis proteinnya, kalau perlu sampaimendekati kejenuhan amonium sulfat dalam larutan). Pisahkan proteinyang mengendap dengan sentrifus 11.000 rpm selama 10 menit,pisahkan supernatannya. Presipitat yang merupakan proteinnyakemudian dilarutkan kembali dengan dapar asam asetat pH 5 misalsampai 10,0 ml. Ambil volume tertentu dan lakukan penetapan
- 22. selanjutnya seperti pada kurva baku mulai dari penambahan 8 ml reagen Lowry A sampai seterusnya.4. Metode Spektrofotometri Visible (Biuret) Prosedur : Pembuatan reagen Biuret : Larutkan 150 mg tembaga (II) sulfat (CuSO4. 5H2O) dan kalium natrium tartrat (KNaC4H4O6. 4H2O) dalam 50 ml aquades dalam labu takar 100 ml. Kemudian tambahkan 30 ml natrium hidroksida 10% sambil dikocok-kocok, selanjutnya tambahkan aquades sampai garis tanda. Pembuatan larutan induk bovin serum albumin (BSA): Ditimbang 500 mg bovin serum albumin dilarutkan dalam aquades sampai 10,0 ml sehingga kadar larutan induk 5,0% (Li). Penetapan kadar (Metode Biuret) : Pembuatan kurva baku : Dalam kuvet dimasukkan larutan induk, reagen Biuret dan aquades misal dengan komposisi sebagai berikut:
- 23. Setelah tepat 10 menit serapan dibaca pada λ 550 nm terhadapblanko yang terdiri dari 800 µL reagen Biuret dan 200 µL aquades. Cara mempersiapkan sampel : Ambil sejumlah tertentu sampel protein yang terlarut misal albumin,endapkan dahulu dengan penambahan amonium sulfat kristal(jumlahnya tergantung dari jenis proteinnya, kalau perlu sampaimendekati kejenuhan amonium sulfat dalam larutan). Pisahkan proteinyang mengendap dengan sentrifus 11.000 rpm selama 10 menit,pisahkan supernatannya. Presipitat yang merupakan proteinnyakemudian dilarutkan kembali dengan dapar asam asetat pH 5 misalsampai 10,0 ml. Ambil sejumlah µL larutan tersebut secara kuantitatifkemudian tambahkan reagen Biuret dan jika perlu tambah dengandapar asetat pH 5 untuk pengukuran kuantitatif. Setelah 10 menit dari penambahan reagen Biuret, bacaabsorbansinya pada panjang gelombang 550 nm terhadap blanko yangberisi reagen Biuret dan dapar asetat pH 5. Perhatikan adanya faktor
- 24. pengenceran dan absorban sampel sedapat mungkin harus masuk dalam kisaran absorban kurva baku.5. Metode Spektrofotometri UV Asam amino penyusun protein diantaranya adalah triptofan, tirosin dan fenilalanin yang mempunyai gugus aromatik. Triptofan mempunyai absorbsi maksimum pada 280 nm, sedang untuk tirosin mempunyai absorbsi maksimum pada 278 nm. Fenilalanin menyerap sinar kurang kuat dan pada panjang gelombang lebih pendek. Absorpsi sinar pada 280 nm dapat digunakan untuk estimasi konsentrasi protein dalam larutan. Supaya hasilnya lebih teliti perlu dikoreksi kemungkinan adanya asam nukleat dengan pengukuran absorpsi pada 260 nm. Pengukuran pada 260 nm untuk melihat kemungkinan kontaminasi oleh asam nukleat. Rasio absorpsi 280/260 menentukan faktor koreksi yang ada dalam suatu tabel. Kadar protein mg/ml = A280 x faktor koreksi x pengenceran Alat Spektrofotometer
- 25. DAFTAR PUSTAKA1. Anonim. 2008. Protein. (http://www.wikipedia.com) diakses tanggal 12 Oktober 2008.2. Sudarmaji, S, dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty: Yogyakarta.3. Page, D.S. 1997. Prinsip-prinsip Biokimia. Erlangga: Jakarta.4. Santoso, H. 2008. Protein dan Enzim. (http://www.heruswn.teach- nology.com) diakses tanggal 12 Oktober 2008.5. Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.6. Anonim. 2007. Manfaat Protein dalam Kehidupan Sehari-hari. (http://www.blogger.com) diakses tanggal 12 Oktober 20087. Sudjadi, A. dan Rohman. 2004. Analisis Obat dan Makanan cetakan I. Yogyakarta: Yayasan Farmasi Indonesia.8. Apriyantono, A. dkk. 1989. Analisis Pangan. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Psat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB.9. Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit UI-Press.10. Kamal, M. 1991. Nutrisi Ternak Dasar. Laboratorium Makanan Ternak, Yogyakarta: UGM-Press
- sumber : http://www.slideshare.net/oviardiana/analisis-protein
Sabtu, 02 Februari 2013
Analisa Protein
Browse » Home »
Analisis Terpadu
» Analisa Protein
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar